Istilah
kecerdasan buatan sebenarnya berasal dari bahasa Inggris: “Artificial
Intelligence”. Jika diartikan tiap kata, artificial artinya buatan, sedangkan
intelligence adalah kata sifat yang berarti cerdas. Jadi artificial
intelligence maksudnya adalah sesuatu buatan atau suatu tiruan yang cerdas.
Sistem Kecerdasan buatan tidak diharap menggantikan manusia sebagai pembuat
keputusan, tetapi sebaliknya mereplikakan butirannya, dengan keadaan jelas.
Umumnya bidang kecerdasan buatan termasuklah beberapa jenis komponennya. Hanya
diringkaskan seperti berikut: Sistem pakar, Robotik, Sistem penglihatan, Sistem
Pemprosesan Bahasa Tabii, Sistem Pembelajaran dan Rangkaian neural .
Secara
awam kecerdasan buatan diterjemahkan sebagai sebuah sistem saraf, atau sensor
atau otak yang diciptakan oleh sebuah mesin. Sebenarnya kecerdasan buatan
merujuk kepada mesin yang mampu untuk berpikir, menimbang tindakan yang akan
diambil, dan mampu mengambil keputusan seperti yang dilakukan oleh manusia.Alan
Turing, ahli matematika berkebangsaan Inggris yang dijuluki bapak komputer
modern dan pembongkar sandi Nazi dalam era Perang Dunia II tahun 1950, dia
menetapkan definisi Artificial Intelligent : Jika komputer tidak dapat
dibedakan dengan manusia saat berbincang melalui terminal komputer, maka bisa
dikatakan komputer itu cerdas, mempunyai intelegensi.
Kecerdasan buatan itu sesuatu yang diciptakan oleh manusia, untuk menggantikan manusia. Jadi bisa jadi kecerdasan buatan itu merupakan suatu ancaman.
Walaupun menyadari bahwa kecerdasan buatan bisa jadi adalah suatu ancaman untuk manusia, tapi manusia masih saja mengembangkan apa yang disebut dengan kecerdasan buatan. Manusia masih saja mencoba mengembangkan / mendapatkan sesuatu (teknologi) yang baru, yang dapat berpikir seperti manusia. Hal ini terjadi karena adanya ketidakpuasan dalam diri manusia, manusia ingin mendapatkan sesuatu dengan cara yang lebih mudah. Lagipula memang ada keterbatasan-keterbatasan dalam diri manusia, seperti otak manusia yang hanya mampu berpikir dengan frekuensi kira-kira 100 Hz dan karena manusia mempunyai rasa capai. Bandingkan dengan komputer sekarang yang mampu mengolah data dengan frekuensi 4 GHz.Walaupun terasa sangat futuristik dan terlihat berbahaya, karena mesin nantinya akan memiliki kecerdasan dan emosi, para pakar AI (Artifial Intelegence) menganggap pengembangan disiplin ilmu ini penting karena bisa diterapkan di Internet nantinya Saat ini sudah banyak teknologi kecerdasan buatan yang dihasilkan dan dipakai oleh manusia. Misalnya saja pada robot Asimo yang bisa menari dan berjalan, atau pada permainan komputer yang dirancang untuk membuat manusia berpikir keras untuk mengalahkannya.
Kecerdasan buatan itu sesuatu yang diciptakan oleh manusia, untuk menggantikan manusia. Jadi bisa jadi kecerdasan buatan itu merupakan suatu ancaman.
Walaupun menyadari bahwa kecerdasan buatan bisa jadi adalah suatu ancaman untuk manusia, tapi manusia masih saja mengembangkan apa yang disebut dengan kecerdasan buatan. Manusia masih saja mencoba mengembangkan / mendapatkan sesuatu (teknologi) yang baru, yang dapat berpikir seperti manusia. Hal ini terjadi karena adanya ketidakpuasan dalam diri manusia, manusia ingin mendapatkan sesuatu dengan cara yang lebih mudah. Lagipula memang ada keterbatasan-keterbatasan dalam diri manusia, seperti otak manusia yang hanya mampu berpikir dengan frekuensi kira-kira 100 Hz dan karena manusia mempunyai rasa capai. Bandingkan dengan komputer sekarang yang mampu mengolah data dengan frekuensi 4 GHz.Walaupun terasa sangat futuristik dan terlihat berbahaya, karena mesin nantinya akan memiliki kecerdasan dan emosi, para pakar AI (Artifial Intelegence) menganggap pengembangan disiplin ilmu ini penting karena bisa diterapkan di Internet nantinya Saat ini sudah banyak teknologi kecerdasan buatan yang dihasilkan dan dipakai oleh manusia. Misalnya saja pada robot Asimo yang bisa menari dan berjalan, atau pada permainan komputer yang dirancang untuk membuat manusia berpikir keras untuk mengalahkannya.
2.
KECERDASAN BUATAN ROBOTIK
Kecerdasan
Buatan (Artificial Intelligence) dalam robotik adalah suatu algoritma (yang
dipandang) cerdas yang diprogramkan ke dalam kontroler robot. Pengertian cerdas
di sini sangat relatif, karena tergantung dari sisi mana sesorang memandang.
Para
filsuf diketahui telah mulai ribuan tahun yang lalu mencoba untuk memahami dua
pertanyaan mendasar: bagaimanakah pikiran manusia itu bekerja, dan, dapatkah
yang bukan-manusia itu berpikir? (Negnevitsky, 2004). Hingga sekarang, tak
satupun mampu menjawab dengan tepat dua pertanyaan ini. Pernyataan cerdas yang
pada dasarnya digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir manusia selalu
menjadi perbincangan menarik karena yang melakukan penilaian cerdas atau tidak
adalah juga manusia. Sementara itu, manusia tetap bercita-cita untuk menularkan
kecerdasan manusia kepada mesin.
Kecerdasan
Buatan (Artificial Intelligence) dalam robotik adalah suatu algorithma (yang
dipandang) cerdas yang diprogramkan ke dalam kontroler robot. Pengertian cerdas
di sini sangat relatif, karena tergantung dari sisi mana sesorang memandang.
Penggunaan
AI dalam kontroler dilakukan untuk mendapatkan sifat dinamik kontroler secara
cerdas. Seperti telah dijelaskan di muka, secara klasik, kontrol P, I, D atau
kombinasi, tidak dapat melakukan adaptasi terhadap perubahan dinamik sistem
selama operasi karena parameter P, I dan D itu secara teoritis hanya mampu
memberikan efek kontrol terbaik pada kondisi sistem yang sama ketika parameter
tersebut di-tune. Di sinilah kemudian dikatakan bahwa kontrol klasik ini belum
cerdas karena belum mampu mengakomodasi sifat-sifat nonlinieritas atau
perubahan-perubahan dinamik, baik pada sistem robot itu sendiri maupun terhadap
perubahan beban atau gangguan lingkungan.
Banyak kajian tentang bagaimana membuat P, I dan D menjadi dinamis, seperti misalnya kontrol adaptif, namun di sini hanya akan dibahas tentang rekayasa bagaimana membuat sistem kontrol bersifat cerdasï melalui pendekatan-pendekatan AI yang populer, seperti Artificial Neural Network,Fuzzy Logic dan Evolutionary Computation atau Genetic Algorithm.
Dalam aplikasi lain, AI juga dapat digunakan untuk membantu proses identifikasi model dari sistem robot, model lingkungan atau gangguan, model dari tugas robot (task) seperti membuat rencana trajektori, dan sebagainya. Dalam hal ini konsep AI tidak digunakan secara langsung (direct) ke dalam kontroler, namun lebih bersifat tak langsung (indirect).
Banyak kajian tentang bagaimana membuat P, I dan D menjadi dinamis, seperti misalnya kontrol adaptif, namun di sini hanya akan dibahas tentang rekayasa bagaimana membuat sistem kontrol bersifat cerdasï melalui pendekatan-pendekatan AI yang populer, seperti Artificial Neural Network,Fuzzy Logic dan Evolutionary Computation atau Genetic Algorithm.
Dalam aplikasi lain, AI juga dapat digunakan untuk membantu proses identifikasi model dari sistem robot, model lingkungan atau gangguan, model dari tugas robot (task) seperti membuat rencana trajektori, dan sebagainya. Dalam hal ini konsep AI tidak digunakan secara langsung (direct) ke dalam kontroler, namun lebih bersifat tak langsung (indirect).
Referensi
http://isalfaisalmointi.blogspot.co.id/2012/10/artikel-kecerdasan-buatan-artificial.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar