Bahasa yang benar
adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah untuk bahasa
baku tertulis maupun bahasa baku lisan.
Ciri – ciri ragam
bahasa baku adalah sebagai berikut :
- Penggunaan kaidah tata bahasa normatif. Misalnya dengan penerapan pola kalimat yang baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.
- Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget; uang dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.
- Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini.
- Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.
- Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi efektif: pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud aslinya.
Bagaimana
menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar
Untuk memahami
bagaimana menggunakan bahasa indomesia dengan baik dan benar, terlebih dahulu
saya akan memberikan sedikit penjelasan. “Berbahasa Indonesia dengan baik dan
benar” dapat diartikan sebagai pemakaian kata-kata dalam ragam bahasa yang
serasi dan selaras dengan sasaran atau tujuannya dan yang terlebih penting lagi
adalah mengikuti kaidah bahasa yang baik dan benar. Pernyataan “bahasa
Indonesia yang baik dan benar” mengacu pada ragam bahasa yang dimana memenuhi
persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan biasanya adalah dalam
bentuk bahasa yang baku.
Menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait
dengan pemakaiannya yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada suatu kondisi
tertentu, yaitu pada situasi formal, penggunaan bahasa Indonesia yang benar
menjadi pilihan atau prioritas utama dalam berbahasa.
Kriteria yang
digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang benar adalah kaidah bahasa dan
kaidah itu sendiri meliputi 6 aspek .
Tata Bunyi (Fonologi)
Tata bahasa (Kata dan Kalimat)
Kosakata
Ejaan
Makna
kelogisan.
Pada aspek tata
bunyi kita mungkin sudah mengenal bunyi |f|,|v| dan |z|
Contoh Kata – kata
yang benar adalah fajar, fakir (miskin), motif, aktif, variable, vitamin,
devaluasi, zakat, zebra dan izin . dan bukan pajar, pakir (miskin), motip,
aktip, pariable, pitamin, depaluasi, jakat, jebra dan ijin .
Pada aspek
pelafalan termasuk juga aspek tata bunyi
Contoh pelafan
yang benar adalah kompleks, korps, transmigrasi, ekspor bukan komplek, korp,
tranmigrasi dan ekspot .
Pada aspek tata
bahasa
Contoh bentuk tata
bahasa yang benar adalah ubah, mencari, terdesak, mengebut, tegakan dan
pertanggung jawaban . bukan obah/robah/rubah, nyari, kedesak, ngebut, tegakan
dan pertangungan jawab .
Dalam segi kalimat
dalam kalimat mandiri , pada kalimat mandiri harus mempunyai subjek, predikat
dan objek/keterangan .
contoh kalimat :
pada tabel di atas memperlihatkan bahwa wanita lebih banyak daripada pria .
jika kata “pada”
di tiadakan, kata tabel di atas menjadi subjek atau kata “memperlihatkan”
diubah “terlihat” agar kata bahwa dan seterusnya menjadi subjek . dengan demikian kata itu menjadi benar.
Pada aspek
kosakata kata – kata seperti bilang,
kasih, entar dan udah . lebih baik diubah dengan berkata/mengatakan, memberi,
sebentar dan sudah . agar menjadi bahasa indonesia yang benar . dalam
hubungannya dengan peristilahan, istilah dampak (impact), Bandar udara ,
keluaran (output) dan pajak tanah (land tax) sebagai istilah yang benar
daripada istilah pengaruh, pelabuhan udara, hasil dan pajak bumi .dalam segi ejaan , penulisan
yang benar adalah analisis, hakikat, objek, jadwal, kualitas dan hiraki . Dalam
segi makna , penggunaan bahasa yang
benar berikatan dengan ketepatan menggunakan kata yang sesuai dengan makna .
seperti dalam bahasa ilmu tidak tepat jika digunakan kata yang bermakna
konotatif (kiasan) . jadi penggunaan bahasa yang benar harus sesuai dengan
kaidah bahasa . Kriteria penggunaan bahasa yang baik adalah ketepatan memilih
ragam bahas yang sesuai dengan kebutuhan komunikasi . pemelihan itu berikatan
dengan topik yang di bicarakan , tujuan pembicaraan, orang yang di ajak berbicara
( kalau lisan ) atau pembaca (jika tulis) , dan tempat pembicaraan . selain
itu, bahasa yang baik itu bernalar , dalam arti bahwa bahasa yang kita gunakan
logis dan sesuai dengan tata nilai masyarakat kita .
Tujuan Penggunaan
bahasa sebagai alat komunikasi
Penggunaan bahasa
sebagai alat komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu agar kita dipahami oleh
orang lain. Jadi dalam hal ini respons pendengar atau lawan komunikan yang
menjadi perhatian utama kita.
Bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan
alat untuk merumuskan maksud kita.
Dengan komunikasi, kita dapat menyampaikan
semua yang kita rasakan, pikirkan, dan ketahui
kepada orang lain.
Dengan komunikasi, kita dapat mempelajari
dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita dan apa yang
telah dicapai oleh orang-orang sejaman kita.
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi
melalui lisan (bahsa primer) dan tulisan (bahasa sekunder). Berkomunikasi
melalui lisan (dihasilkan oleh alat ucap manusia), yaitu dalam bentuk symbol
bunyi, dimana setiap simbol bunyi memiliki cirri khas tersendiri. Suatu simbol
bisa terdengar sama di telinga kita tapi memiliki makna yang sangat jauh
berbeda. Misalnya kata ’sarang’ dalam bahasa Korea artinya cinta, sedangkan
dalam bahasa Indonesia artinya kandang atau tempat.
Kalimat Komunikasi
yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.
Tidak menyimpang dari kaidah bahasa
Logis atau dapat diterima nalar
Jelas dan dapat menyampaikan maksud atau
pesan dengan tepat
Kalimat yang tidak
menyimpang dari kaidah bahasa maksudnya adalah kalimat yang cermat baik dari
segi pemilihan kata dan bentukan kata maupun susunan kalimatnya memenuhi aturan
sintaksis yang benar. Sebaliknya, kalimat yang menyimpang dari kaidah bahasa, susunan
kalimatnya tidak sesuai dengan aturan sintaksis yang benar.
Contoh:
Pada jadwal di atas menunjukkan kereta
eksekutif Argo Bromo berangkat pada pukul 15.00 dari Gambir.
Bagi yang menitip sepeda motor harus
dikunci.
Yang punya HP harus dimatikan.
Kalimat di atas
meskipun dapat dipahami tapi terasa janggal didengar. Pada kalimat pertama
terasa ada yang kurang secara sintaksis. Jabatan subjeknya tidak ada karena
penggunaan kata tugas “pada”. Jika kata “pada” dihilangkan, akan terasa lebih tepat.
Penggunaan kata tugas “bagi” pada kalimat kedua juga tidak pada tempatnya dan
tidak perlu sebab yang dimaksud sesungguhnya adalah sepeda motor yang
dititipkan bukan orangnya. Kalimat kedua mengandung pengertian bahwa yang
dititipkan adalah pemilik sepeda motor atau orangnya. Demikian pula pada
kalimat ketiga, yang dimatikan adalah HP bukan pemilik HP. Perbaikan kalimat di
atas ialah:
Jadwal di atas menunjukkan kereta api
eksekutif Argo Bromo berangkat pada pukul 15.00 dari Gambir .
Sepeda motor yang dititipkan harus dikunci.
Yang memiliki HP agar mematikan HP-nya.
Kalimat juga harus
logis atau dapat dinalar oleh akal. Meskipun secara gramatikal sesuai dengan
kaidah namun jika tidak logis, kalimat tersebut tak akan dapat dipahami dengan
baik bila disampaikan kepada orang lain.
Contoh:
Anak-anak itu sedang asyik makan pohonan.
Ini adalah daerah bebas parkir.
Di sini tempat pendaftaran buta huruf.
Ketiga kalimat di
atas salah nalar. Kalimat pertama jelas tidak masuk akal. Secara akal sehat,
tidak ada manusia yang memakan pohonan sebab pengertian pohonan adalah
keseluruhan pohon dari akar dan batang hingga daun. Kata pohonan juga dapat
dimaknai banyak pohon. Meskipun secara struktur kalimatnya benar karena ada
subjek, predikat, dan objek, tapi secara nalar tidak masuk akal. Kalimat kedua
dan ketiga juga tidak tepat. Pengertian bebas parkir harusnya sama dengan bebas
narkoba, bebas becak, dan bebas bea yang artinya daerah tersebut tidak ada lagi
narkoba, becak, atau pungutan. Tapi arti bebas parkir mengapa jadi boleh parkir
tanpa bayar. Kalimat ketiga maksudnya bagi yang buta huruf agar mendaftar di
tempat ini untuk mendapatkan pengajaran. Pengertian pada kalimat di atas adalah
orang mendaftarkan diri agar jadi buta huruf.
Perbaikan
kalimat-kalimat di atas, yaitu:
Anak-anak itu sedang asyik mengumpulkan
pohonan.
Ini adalah daerah boleh parkir bebas atau
parkir gratis.
Di sini tempat pendaftaran kursus paket A
bagi yang buta huruf.
fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi
– bahasa merupakan
akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
– Komunikasi tidak
akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami.
– Penggunaan
bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu agar kita
dipahami oleh orang lain. Jadi dalam hal ini respons pendengar atau lawan
komunikan yang menjadi perhatian utama kita.
• Bahasa sebagai
alat komunikasi, bahasa merupakan alat untuk merumuskan maksud kita.
• Dengan
komunikasi, kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan
ketahui kepada orang lain.
• Dengan
komunikasi, kita dapat mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh
nenek moyang kita dan apa yang telah dicapai oleh orang-orang sejaman kita.
• Bahasa adalah
alat untuk berkomunikasi melalui lisan (bahsa primer) dan tulisan (bahasa
sekunder). Berkomunikasi melalui lisan (dihasilkan oleh alat ucap manusia),
yaitu dalam bentuk symbol bunyi, dimana setiap simbol bunyi memiliki cirri khas
tersendiri. Suatu simbol bisa terdengar sama di telinga kita tapi memiliki
makna yang sangat jauh berbeda. Misalnya kata ’sarang’ dalam bahasa Korea
artinya cinta, sedangkan dalam bahasa Indonesia artinya kandang atau tempat.
• Tulisan adalah
susunan dari simbol (huruf) yang dirangkai menjadi kata bermakna dan
dituliskan. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan
tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan.
Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata
sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara /
target komunikasi.
• Bahasa sebagai
sarana komunikasi mempunyaii fungsi utama bahasa adalah bahwa komunikasi ialah
penyampaian pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain. Keterikatan dan
keterkaitan bahasa dengan manusia menyebabkan bahasa tidak tetap dan selalu
berubah seiring perubahan kegaiatan manusia dalam kehidupannya di masyarakat.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar